Senin, 19 April 2010












KUALITAS KEPRIBADIAN BAIK





Ketulusan
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh
semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena
yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan
kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau
memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”.
Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi
dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi
keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru
mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap
rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.

Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang
setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya
komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat
segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk
sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang
lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka
mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan
sebagainya.

Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak
harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria
adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu
berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain,
juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong
semangat orang lain.

Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan
sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya.
Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk
disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan
menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang
bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana
adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya
diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia
tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci
dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak
membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka
membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-
masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir
dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah
yang berada di luar kontrolnya.

Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja
pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain.
Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua
belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia
selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
PENYAKIT MATA ??



Penyakit mata
tak semua bisa menular. Namun gangguan sekecil apa pun pada organ tersebut perlu diwaspadai. Berdasarkan pengalaman, penyakit mata cepat menular, hinggapi orang yang belum pernah kena penyakit mata.

Seorang ibu bercerita tentang anaknya yang ketularan sakit mata di sekolah. Awalnya di kelas, anaknya hanya ada satu murid yang menderita sakit mata. Hari berikutnya sakit mata sudah menular dan menjangkiti belasan murid lainnya. Tak mencapai seminggu, akhirnya hampir seluruh siswa mengalami mata merah, berair, dan bengkak.

Penyakit mata, seperti yang dituturkan Dr. Tjahjono Darminto Gondhowiardjo, Ph.D., memang mudah menular. Cara penularan biasanya melalui media yang secara sengaja atau tidak, sudah tersentuh penderita. Misalnya, penderita habis mengucek mata lalu bersalaman dengan orang lain. Akibatnya orang tersebut bisa terjangkit penyakit serupa.

Namun walaupun mudah menular, kata Tjahjono, cara mencegah penyakit mata ini sebetulnya sederhana saja, yakni dengan memisahkan peralatan/perlengkapan sehari-hari yang digunakan penderita.Contohnya handuk, selimut, atau pakaian.

PENANGANAN PERTAMA

Secara alamiah, mata sebenarnya punya mekanisme mengatasi masalahnya sendiri. Contohnya, debu yang masuk dan membuat mata kelilipan akan keluar dengan hanya mengedipkan mata berulang kali. Baru kalau cara itu tidak mempan dan mata tetap merah, maka yang pertama bisa dilakukan adalah menganjurkan anak untuk beristirahat dan tidak keluar rumah sementara waktu demi menghindari parahnya peradangan di mata.

Obat tetes mata yang dijual bebas boleh digunakan, tapi jika setelah tiga kali pemakaian mata tak menunjukkan gejala membaik maka lekaslah memeriksakan diri ke dokter mata. Tjahjono menegaskan, obat tetes mata tak boleh digunakan dalam jangka panjang karena justru dapat menimbulkan peradangan/iritasi yang berkelanjutan.

"Obat tetes mata menggunakan bahan kimia yang bersifat asam sehingga cenderung menimbulkan rasa pedih di mata. Fungsinya juga sebenarnya untuk mengurangi iritasi akibat debu atau angin. Namun, sakit mata karena infeksi akibat virus atau bakteri tidak bisa hanya diatasi dengan obat tetes tapi perlu penanganan yang lebih komprehensif oleh dokter mata," ujar spesialis mata dari Jakarta Eye Centre ini.

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

BERBAGAI PENYAKIT MATA

Yang perlu diketahui, penyakit mata sangat beragam jenisnya dan tidak semuanya merupakan penyakit menular. Penyakit mata yang bisa menular hanyalah yang disebabkan oleh virus maupun bakteri, sedangkan yang disebabkan alergi tidak akan menular. Upaya penyembuhan sakit mata akibat alergi bisa dilakukan dengan pengobatan rutin dan menjaga mata agar bebas dari sumber-sumber peemicu seperti debu, bulu, asap, dan lainnya.
Inilah ragam penyakit mata dan cara penanganannya seperti yang diutarakan Tjahjono:

1. KONJUNGTIVITIS (MENULAR)

Adalah iritasi/peradangan akibat infeksi pada bagian selaput yang melapisi mata. Gejalanya mata memerah, terasa nyeri, berair, gatal, keluar kotoran (belekan), dan penglihatan (kabur). Penyakit yang mudah menular dan bisa berlangsung hingga berbulan-bulan ini disebabkan beberapa faktor, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk, bulu, angin, atau asap), penggunaan lensa kontak yang kurang bersih, dan pemakaian lensa kontak jangka panjang.

Bayi juga dapat menderita penyakit serupa. Hanya saja penyebabnya lebih karena infeksi yang timbul ketika melewati jalan lahir. Lantaran itulah, pada bayi penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal. Seperti diketahui, jalan lahir tidaklah steril dari kuman tertentu yang mungkin bisa menimbulkan infeksi.

Nah, saat bayi lahir melewati jalan lahir (vagina), ia tentu akan terpapar kuman yang ada di lokasi itu. Jika mengenai mata bisa mengakibatkan infeksi pada mata dengan gejala mata merah dan belekan. Oleh karena itu, pada umumnya mata bayi baru lahir akan ditetesi obat mata atau salep antibiotika untuk mematikan bakteri yang dapat menyebabkan konjungtivitis gonokokal.

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Penanganan:

* Kompres mata dengan air hangat.

* Gunakan obat tetes mata atau salep antibiotika sesuai resep dokter. Biasanya penderita juga diberi tablet atau suntikan untuk mengurangi iritasi dan gatal pada mata.

* Bersihkan tangan sebelum mengoleskan salep agar tak menimbulkan iritasi lebih parah.

* Usahakan agar penyakit ini tidak menyebar pada orang lain, misalnya memisahkan alat-alat yang digunakan dan tidak digunakan oleh orang lain.

2. KERATOKONJUNGTIVITAS VERNALIS (KV)

Adalah iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi sehingga menimbulkan rasa sakit. Gejalanya: mata merah, berair, gatal, kelopak mata bengkak, dan terjadi kotoran mata (belekan). Perlu diketahui KV merupakan peradangan yang berulang alias musiman dan penderitanya cenderung kambuh terutama pada musim panas. Terkadang penderita KV mengalami kerusakan pada sebagian kecil kornea yang menyebabkan nyeri yang akut.

Penanganan:

* Jangan menyentuh atau menggosok bagian mata karena bisa menyebabkan iritasi

* Mata dikompres dengan air hangat.

Foto: Istimewea

Foto: Istimewea

* Dokter biasanya akan memberikan obat tetes mata.

3. ENDOFTALMITIS

Merupakan infeksi yang terjadi di lapisan mata bagian dalam sehingga bola mata bernanah. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, bahkan sampai mengalami gangguan penglihatan. Biasanya terjadi karena mata anak tertusuk sesuatu seperti lidi atau benda tajam lainnya. Infeksi ini cukup berat sehingga harus segera ditangani karena bisa menimbulkan kebutaan.

Penanganan:

* Dokter mata biasanya memberikan obat antibiotika.

* Untuk mengeluarkan nanah yang berada di bola mata, penderita harus menjalani pembedahan.

4. SELULITIS ORBITALIS (SO)

Yaitu peradangan pada jaringan di sekitar bola mata. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata menonjol dan bengkak, serta penderita mengalami demam. SO pada anak-anak sering terjadi akibat cedera mata, infeksi sinus atau infeksi yang berasal dari gigi. Diagnosa pasti dapat ditegakkan melalui rontgen gigi dan mulut atau CT Scan sinus. SO yang tak segera ditangani bisa berakibat fatal, seperti kebutaan, infeksi otak atau pembekuan darah di otak.

Penanganan:

* Untuk kasus yang tergolong ringan dapat diberikan antibiotika secara oral.

* Pada kasus berat diberikan antibiotika melalui pembuluh darah atau bahkan pembedahan untuk mengeluarkan nanah ataupun mengeringkan sinus yang terinfeksi.

Diabetic Retinopathy [Foto:  Istimewa]

Diabetic Retinopathy [Foto: Istimewa]

5. TRAKOMA (MENULAR)

Adalah infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini berkembang biak di lingkungan yang kotor atau bersanitasi buruk. Lantaran itulah, trakoma sering menyerang anak-anak, terutama di berbagai negara berkembang. Pemaparan bakteri berlangsung saat anak menggunakan alat atau benda yang sudah tercemari Chlamydia seperti sapu tangan atau handuk.

Gejala trakoma adalah mata merah, mengeluarkan kotoran (belekan), pembengkakan kelopak mata dan kelenjar getah bening, serta kornea kelihatan keruh. Penyakit ini sangat menular.

Penanganan:

* Jauhkan alat/benda yang sudah dipakai penderita dari anggota keluarga yang lain.

* Penderita biasanya akan diberi salep antibiotika yang mengandung tetracycline dan erythromycin selama sekitar satu bulan bahkan bisa lebih.

* Jika tak segera ditangani dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut di kornea sehingga menyebabkan bulu mata melipat ke dalam dan terjadilah gangguan penglihatan.

* Jika terjadi kelainan bentuk pada kelopak mata atau kornea kemungkinan perlu dilakukan tindakan pembedahan.

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

6. BLEFARITIS

Di bagian bola mata terdapat lapisan air mata yang berfungi melindungi bola mata dari iritasi. Lapisan yang sangat halus ini terdiri atas tiga kelenjar, yaitu kelenjar minyak, air dan lendir. Nah, blefaritis adalah suatu peradangan pada kelopak mata karena terjadinya produksi minyak yang berlebihan yang berasal dari kelenjar minyak tersebut. Tidak diketahui persis mengapa produksi minyak bisa menjadi berlebihan. Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat kelopak mata yang juga sering didatangi bakteri.

Gejala blefaritis berupa mata merah, nyeri, panas, gatal, berair, ada luka di bagian kelopak mata dan membengkak. Pada beberapa kasus sampai terjadi kerontokan bulu mata. Ada dua jenis blefaritis yaitu blefaritis anterior dan blefaritis posterior. Yang pertama merupakan peradangan di kelopak mata bagian luar depan yaitu di tempat melekatnya bulu mata. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Yang kedua adalah peradangan di kelopak mata bagian dalam, yaitu bagian kelopak mata yang bersentuhan dengan mata. Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak.

Penanganan:

* Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan cara sering membersihkan sekitar kelopak mata untuk mengangkat minyak. Ada sejenis pembersih khusus yang bisa digunakan.

* Untuk membunuh bakteri digunakan salep antibiotika seperti erythromycin atau sulfacetamide. Bisa juga dengan obat antibiotika oral seperti tetracycline.

7. DAKRIOSISTITIS

Penyebab dakriosistitis adalah penyumbatan yang terjadi pada duktus nasolakrimalis yaitu saluran yang mengalirkan air mata ke hidung. Faktor alergilah yang menyebabkan terjadinya sumbatan pada saluran tersebut. Akibatnya adalah infeksi di sekitar kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah dan bengkak, bahkan bisa sampai mengeluarkan nanah dan penderita mengalami demam.

Infeksi yang ringan biasanya akan cepat sembuh walau tetap ada pembengkakan. Sementara yang tergolong parah dapat menyebabkan kemerahan dan penebalan di atas kantung air mata. Jika terus berlanjut akan terbentuk kantung nanah.

Penanganan:

* Dengan cara pemberian antibiotika oral atau melalui pembuluh darah.

* Bisa dilakukan pengompresan dengan air hangat di sekitar kantung air mata

* Jika terjadi kantung nanah maka harus dilakukan pembedahan.

Foto: Sidakaton

Foto: Sidakaton

8. ULKUS KORNEA (UK)

Adalah infeksi pada kornea bagian luar. Biasanya terjadi karena jamur, virus, protozoa atau karena beberapa jenis bakteri, seperti stafilokokus, pseudomonas atau pneumokokus. Penyebab awal bisa karena mata kelilipan atau tertusuk benda asing. UK terkadang terjadi di seluruh permukaan kornea sampai ke bagian dalam dan belakang kornea. UK yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak iris (selaput pelangi) dan kerusakan mata.

Gejalanya mata merah, nyeri, gatal, berair, muncul kotoran mata, peka terhadap cahaya (photo phobia), pada bagian kornea tampak bintik nanah warna kuning keputihan, dan gangguan penglihatan.
Penanganan:

* Penderita UK perlu melakukan berbagai pemeriksaan seperti tes refraksi, tes air mata, pengukuran kornea (keratometri), dan tes respons refleks pupil.

* UK tingkat ringan dapat ditangani dengan obat tetes mata yang mengandung antibiotika, antivirus atau antijamur.



GLOBAL WARMING


Sejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh?
Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?

Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?

Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.

Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca).

Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.

Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.

Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.

Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 – yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.

Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi ‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak sesederhana itu.

Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global (Gb.1).